Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang kapitalisasi pasar dari seluruh saham yang tercatat di BEI.
Di pasar global, IHSG juga dikenal sebagai Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX Composite. IHSG dihitung dengan menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index. Data ini dihitung setiap hari bursa yaitu Senin sampai dengan Jumat pukul 09.00-16.00 WIB, sehingga menghasilkan data secara update.
Sejarah IHSG
IHSG diperkenalkan pertama kali oleh BEI pada tanggal 1 April 1983. Pada saat itu, IHSG ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham yang tercatat di BEI berjumlah 13 saham. Sejak saat itu, IHSG terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi pasar modal Indonesia.
Cara Perhitungan IHSG
IHSG dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang kapitalisasi pasar dari seluruh saham yang tercatat di BEI. Kapitalisasi pasar adalah nilai pasar dari seluruh saham yang beredar di suatu perusahaan.
Perhitungan IHSG dapat dirumuskan sebagai berikut:
IHSG = Σ(Nilai Pasar Saham) / Σ(Jumlah Saham)
Keterangan:
- IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan
- Σ: simbol untuk penjumlahan
- Nilai Pasar Saham: nilai pasar dari seluruh saham yang beredar di suatu perusahaan
- Jumlah Saham: jumlah saham yang beredar di suatu perusahaan
Fungsi IHSG
IHSG memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
- Menjadi acuan pergerakan harga saham
IHSG dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pergerakan harga saham secara umum. Jika IHSG naik, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham secara umum juga naik. Sebaliknya, jika IHSG turun, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham secara umum juga turun.
- Menjadi indikator kondisi perekonomian
IHSG juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi perekonomian Indonesia. Jika IHSG naik, maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia sedang tumbuh. Sebaliknya, jika IHSG turun, maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia sedang mengalami perlambatan.
- Menjadi alat untuk memantau kinerja investasi
IHSG dapat digunakan untuk memantau kinerja investasi dalam bentuk saham. Jika IHSG naik, maka dapat disimpulkan bahwa nilai investasi dalam bentuk saham juga naik. Sebaliknya, jika IHSG turun, maka dapat disimpulkan bahwa nilai investasi dalam bentuk saham juga turun.
Faktor yang Mempengaruhi IHSG
IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
- Faktor fundamental
Faktor fundamental adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, seperti laba bersih, pertumbuhan pendapatan, dan prospek bisnis. Jika kinerja perusahaan membaik, maka nilai saham perusahaan tersebut juga akan meningkat, sehingga IHSG juga akan naik. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan memburuk, maka nilai saham perusahaan tersebut juga akan menurun, sehingga IHSG juga akan turun.
- Faktor makroekonomi
Faktor makroekonomi adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan perekonomian secara keseluruhan, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga. Jika perekonomian Indonesia tumbuh dengan baik, maka IHSG juga cenderung naik. Sebaliknya, jika perekonomian Indonesia mengalami perlambatan, maka IHSG juga cenderung turun.
- Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan sentimen pasar, seperti sentimen investor asing dan sentimen investor lokal. Jika investor asing dan investor lokal optimis terhadap kondisi perekonomian Indonesia, maka IHSG juga cenderung naik. Sebaliknya, jika investor asing dan investor lokal pesimis terhadap kondisi perekonomian Indonesia, maka IHSG juga cenderung turun.
Kesimpulan
IHSG adalah indeks yang penting untuk dipahami oleh para investor dan pelaku pasar modal. IHSG dapat digunakan sebagai acuan pergerakan harga saham, indikator kondisi perekonomian, dan alat untuk memantau kinerja investasi.